Ada sebuah kata yang mewakili perasaan saya beberapa hari belakangan ini, gelisah. Pikiran dan hati saya terasa tidak tenang, khawatir, dan cemas. Keadaan ini sungguh membuat saya tidak nyaman dalam menjalani semua aktivitas sehari-hari.
Beberapa hari yang lalu, saat perasaan ini muncul lagi, seorang teman meminta saya untuk melakukan sholat istikharah guna menentramkan hati. Sebenarnya tak perlu diminta pun saya sudah melakukannya. Pun saya sudah memperbanyak membaca lembar-lembar mushaf Al-Qur’an demi menenangkan hati saya. Juga memperbanyak istighfar dan do’a-do’a mohon diberi ketenangan.
Pada saat melakukan aktivitas diatas sih, hati saya damai. Tapi tak lama kemudian, gelisah itu datang lagi. Terlebih jika saya mengingat sebuah kata, seraut wajah, dan seuntai peristiwa. Gelisah itu begitu menyesakkan dada saya. Bolehlah, dikatakan berlebihan soal yang satu ini, tapi memang begitulah adanya.
Sebuah surel yang saya layangkan pada seseorang terkait dengan apa yang sedang saya rasakan ini sudah terjawab, hanya saja jawaban itu belum menjelaskan apa-apa. Setiap saat membuka email, saya selalu mencari satu nama pengirim yang saya tunggu-tunggu itu.
Sebuah pencerahan sudah saya dapatkan dari seorang sahabat yang lain, yang sangat dekat dengan saya. Hanya saja, saya membutuhkan jawaban alias pencerahan yang lebih detil dari pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan yang tercantum dalam surel saya itu.
Bersabar. Mungkin itu kata yang tepat untuk menenangkan pikiran dan hati saya saat ini. Sembari terus berdo’a agar Allah membuang semua kegelisahan yang sedemikian membuncahnya beberapa hari ini.
Laa ilaaha illa anta, subhaanaka innii kuntu minadzh dzholimiin.
***
Semarang, 15 Oktober 2011
12:36
Ditandai:Curhat
Monggo bagi yang ingin menambahkan komentar