Aku… Menunggumu… Menunggumu… Menunggumu…
Lagu dari Peter Pan itu terus menggelayut dalam hatiku, semalam. Sejak langkah kakiku terhenti di terminal dan melihat tak ada satu pun kotak besi panjang itu menongolkan batang hidungnya. Kutanya orang berseragam biru muda berlengan panjang. Akankah kau datang segera?
Pria berbadan besar itu menjelaskan, bahwa masih banyak yang akan datang. Lalu dia memintaku untuk berada di sisi yang berlawanan dari arahku berdiri saat itu.
Terminal cukup padat. Banyak manusia yang tak terangkut oleh kotak-kotak panjang berpendingin maupun tidak. Mereka dan aku tetap sabar menunggumu.
Kualihkan kekhawatiranku dengan menyapa seorang perempuan. Usianya tak jauh beda dariku. Sepertinya demikian. Aku mencoba untuk mencairkan suasana. Ku ulurkan tanganku dan memperkenalkan siapa diriku. Ah… Dua jam setengah bersamanya, bercerita apa saja, membuat aku mampu membunuh waktu.
Pun saat ada besi kotak panjang berpendingin terakhir yang memiliki trayek yang sama yang akan mengantarkan aku dan si mbak ke tempat tujuan. Aku dan dia berdiskusi. “Mau umpal-umpalan?”
Dengan berbagai pertimbangan, aku mengaminkan keinginannya. “Hayuk lah, kita naik. Walau harus berdiri selama 7 jam ke depan.”
Nekad…!
Menunggumu membuatku kram perut karena harus berdiri dan menggendong backpack selama 2 jam setengah. Tapi itu tak membuatku patah arang untuk berjuang menjadi bagian darimu. Meski kemudian aku hanya bisa duduk di tangga dekat pintu keluar-masuk penumpangmu.
Ah… Mengapa temanmu tak banyak semalam…? Coba lihat…! Betapa banyak penumpang yang harus “menggelandang” di terminal akibat kau dan bala dewamu dalam jumlah yang sedikit di musim libur seperti ini. Coba lihat, ibu tua itu pun harus berdiri karena tak kebagian tempat duduk. Coba lihat, banyak pula anak kecil yang tergencet saat orang tua yang menggendongnya berebut masuk dan menjadi bagian dari dirimu.
Duhai Bis Surabaya-Semarang… Kemana kalian semua pergi semalam?
***
Gubug Jingga Di Dalam Hujan
Semarang, 31 Desember 2011
12:22
Masih kram perutku
Ditandai:Bis Jaya Utama, Bis Surabaya-Semarang, Perjalanan Akhir Tahun, Surabaya - Semarang, Terminal Bungurasih Penuh
Assalaamu”alaikum,…………
Bila diperkenankan untuk memperkenalkan diri,…….saya Agung, 39thn
Suami dari Ninik Saptasari 27thn, dan bapak dari Zyan Amardhany 6,2thn.
Beberapa minggu lalu tepatnya 4 Februari 2012, Zyan si matahariku ikut PSB SD di Nurul Fikri, dan hasilnya Alhamdulillah belum diterima,….saya mencari lagi SDIT sejenis dan search SDIT Insan Kamil Sidoarjo,..dan pada akhirnya menemukan blog Ibu ini, dan membaca beberapa artikel dan tulisan Ibu, menarik perhatian saya, khususnya “Juara Hatiku,….” menyulut saya untuk bisa belajar dari Ibu bagaimana membesarkan hati anak,…..setelah mendengan kalimat yang terucap dari bibir mungilnya,…”trus aku sekolah dimana Pak,…” sambil menahan isak tangis sedikit takut,…
“Sekolah lain masih banyak Le,…”
“Tapi bukan Nurul Fikri”.. selanya,…
“Ya tahun depan Daftar lagi di Nurul Fikri,….” aku berusaha meredam kecewanya
” Memang Bolah taaa Pak,….”
“Boleh………”
Minggu kemarin saya ajak jalan jalan ke Malang, sambil ada keperluan keluarga,…
dan mengembalikan kepercayaan dirinya,…
Begitu sedikit cerita tentang anak saya Ibu,….
wassalaamu’alaikum,……
Agung Yudho A
SukaSuka
Wa’alaikumsalam wr wb.
Terima kasih, Bapak… Sudah berbagi cerita dengan saya…
Terkait sekolah, SDIT Insan Kamil sepertinya masih ada kuota. Dicoba saja untuk mengikuti tesnya. Tes di Insan Kamil adalah observasi psikologi, selain calistung, dan mengaji.
Semoga Bapak dan keluarga senantiasa berada dalam lindungan-Nya dan diberi kemudahan dalam mencari sekolah yang terbaik untuk Ananda tercinta. Aamiin…
Wassalaam..
SukaSuka