Film : 99 Cahaya di Langit Eropa


99 Cahaya di Langit Eropa

Saya mo ikut-ikutan posting tentang 99 Cahaya di Langit Eropa, ah… Ikutan mbak Antung Apriana.

Sebelumnya, saya juga sudah membaca novel itu. Sama halnya ketika saya nonton film Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Habibie dan Ainun, 5 cm, Rectoverso, dan Negeri 5 Menara. Dari ketujuh novel dalam negeri yang difilmkan dan saya baca, sejujurnya saya benar-benar baru merasa ‘terpuaskan’ dengan film ini.

Diawali dengan scene Hanum yang sedang ‘menjelajah’ Kota Wina sendirian. Baginya, seminggu di Wina sangat menyenangkan. Banyak hal yang baru dia temukan dan dapatkan. Hanya saja, ketika sudah beberapa minggu berada disana, dia mulai bosan. Tak banyak aktivitas yang bisa dia lakukan. Lalu kemudian, dia mencoba untuk mengikuti kursus Bahasa Jerman. Disanalah dia berkenalan dengan Fatma Pasha, seseorang yang kemudian membuat pandangan Hanum tentang Eropa dan Islam berubah.

Di film ini, keindahan Wina dan Paris benar-benar memanjakan mata penonton. Konflik batin yang dialami Rangga, suami Hanum, saat menghadapi ujian yang bertepatan dengan sholat Jum’at, juga dibuat begitu dramatis.

Sebagaimana yang dikatakan Fatma dan ditulis oleh Hanum di novelnya, bahwa sebagai Muslim, kita adalah agen Islam yang baik, dimana pun kita berada. Maka sudah seharusnya kita bersikap baik kepada siapa saja yang kita temui.

Well… Saya menyukai film ini. Dan karena film ini, saya jadi pengen punya sepatu seperti yang dikenakan oleh Fatma Pasha dalam film itu. Haha… Last, saya merekomendasikan Anda untuk menontonnya… 🙂

 

***
..:: LaiQ ::..
Sidoarjo 18 Desember 2013
15:16

Gambar dari sini

22 tanggapan untuk “Film : 99 Cahaya di Langit Eropa

  1. Film yang diangkat dari novel memang jarang yang memuaskan pembacanya, karena setiap pembaca sudah memiliki imajinasi sendiri 😀

    Kalau soal Ayse yang dibuat lebih besar pernah dibahas Mbah Hanum Rais bahwa itu terkait teknis, maksudnya kalau pake anak yang lebih kecil susah. hehe… seperti itulah kira-kira.

    Dan ya selain keindahan Eropa yang bikin pengen ke sana, wardrobe-nya juga sangat memanjakan mata, apalagi buat perempuan pasti pada naksir sama fashion-nya 😆

    Suka

    1. Saya pikir juga begitu. Anak kecil susah diatur. Kalo talent nya anak saya gimana ya? Sayangnya, anak saya laki-laki dan hidungnya gak mencerminkan hidung orang Turki. Hahahaha…. 😀

      Suka

Monggo bagi yang ingin menambahkan komentar