“Ummi, baju-baju mama mau ditaruh mana?”
“Ini Ummi lipat. Nanti kalau ada saudara mama atau ayah yang mau, biar diambil saja. Atau nanti kita bawa ke desa Kokong atau ke panti asuhan, atau kita dermakan ke korban bencana alam. Lebih bermanfaat daripada cuma nganggur disini.”
“Lho… Kan baju-baju mama bisa dipakai sama Ummi..? Baju-baju mama kan bagus semua, Mi… Baju Ummi lho, cuma sedikit…”
“Hmmm… Benar, Nak… Ummi bukan tidak suka dengan baju-baju mama… Tapi… Baju-baju mama ukurannya S atau M. Paling besar L, itu pun hanya 2 baju. Sedangkan ukuran baju Ummi minimal XL. Kalau pakai baju ukuran L, nanti Ummi kaya lepet.”
“Muat, Ummi. Mama kan besarnya seperti Ummi, waktu mama masih hidup. Aku tahu, Mi… Aku masih ingat.”
“Hmm… Iya… Mungkin tingginya yang sama. Kalau besarnya tidak sama. Coba kita lihat foto-foto mama…”
Setelah buka beberapa foto, “Iya, juga ya… Badan mama kecil.”
“Tuuh… kan… Nah, baju-baju ini boleh diberikan ke orang lain, ya…? Supaya lebih bermanfaat dan pahalanya insya Allah bisa nyampe ke Mama. Baju ini kan salah satu bentuk harta… Kalau hartanya bermanfaat, insya Allah pahalanya akan terus mengalir.”
“Iya, Mi…”
***
Dialog diatas adalah percakapan antara saya dan anak kedua (suami) saya, Syafa, saat membereskan baju-baju peninggalan almarhumah mamanya yang belum sempat dibagikan. Jumlahnya tidak sedikit. Kalau ditotal ada sekitar 15 kardus minuman mineral dalam kemasan.
Cantik-cantik bajunya. Bahannya pun keren-keren. Apalagi moodelnya… cukup variatif. Tidak seperti baju saya yang gitu-gitu aja.
Sebenarnya, saya suka sekali dengan semua baju-baju itu. Sayangnya… TIDAK MUAT, Sodara. Hanya ada sekitar 5 baju saja yang bisa dikatakan ‘cukup’ muat dengan tubuh saya yang super besar ini; 1 buah celana longgar, 2 buah kaos oblong, dan 2 buah rompi panjang transparan. Kelima baju itulah yang saya lipat kembali dan memasukkannya ke dalam lemari.
Sambil melipat baju-baju itu, saya berkata dalam hati…
Ternyata… Anak-anak itu mencintai saya… Ternyata… mereka bisa menerima kehadiran saya… Meskipun kadang… saya merasa bahwa kehadiran saya tak memberi warna tersendiri pada kehidupan mereka. Saya berjanji… Saya harus bisa menjaga mereka, saya harus menyayangi mereka, saya harus mencintai mereka. Walau mungkin.. rasa ini tak sesempurna yang bisa ibu mereka berikan kepada mereka.
***
..:: LaiQ ::..
Sidoarjo, 16 April 2014
15:37
Ditandai:Aqilla Syafa Al-Farizi, Catatan Ibu Tiri, Diary Ibu Tiri, Menjadi Ibu Tiri, Syafa
baru baca cerita mbak rino. curhat dikit yah mbak. saya juga menikah dengan suami dengan 2 anak perempuan di tahun 2010. ketika itu usia mereka saat ditinggal ibunya 2 tahun dan 8 bulan. awal2 nikah banyak banget airmata mbak..hehehe….Alhamdulillah 5 tahun berjalan, mereka udah kayak anak sy sendiri bahkan yg pertama dibilang mirip saya. InshaAllah….saat kita sayangi mereka dengan ikhlas…Allah akan membalas dengan keluarga yang lebih bahagia. Selamat yah mbak rino
SukaSuka
Aamiin… Anak terakhir suami katanya malah mirip saya juga, mbak Siti… Hehehe….
SukaSuka
umi bnr2 org yg baik, terkadang ak g sanggup melihat baju almh. dikamar suamiku dirumahnya. foto2 kenangan mereka masih pacaran bahkan foto pernikahan dan kenangan2 mrk ketika berumah tangga. ak tidak tau apa yg aku rasakan, marah kah? kepada siapa. cemburu kah? mana mungkin ak cemburu kpd org yng uda meninggal. hatiku rasanya sesak melihatnya. ak tdk sanggup umi. mrk dulu bnr2 bahagia, knp perasaanku spt ini.
SukaSuka
Hehehe…. Sama-sama belajar, Mbak Anita. Saya sendiri tidak pernah menyingkirkan foto-foto almarhumah mama mereka. Kebersamaan mereka di rumah itu, tentu saja tak akan pernah tergantikan walau saya berada di tengah-tengah mereka.
Soal cemburu, itu soal hati… Bebaskan saja hati Anda. Lepaskan segala rasa ‘kepemilikan’. Niatkan semua untuk ibadah. Insya Allah akan mudah…
SukaSuka
Ukhti… T_T Barakallahulakum… maaf baru tahu sekarang.. Semoga sakinah mawaddah wa rahmah…
SukaSuka
Aamiin… Terima kasih, Ustadzah Maya…
SukaSuka
Big Size
Kok tetiba ingat bagaimana pusingnya nyari sepatu dg ukuran kaki ini. Walhasil, model sering tak ‘keruan’ asal muat di kaki.
Balada (kaki) big size
*curcol*
SukaSuka
Hahaha… Terima kasih atas curcolnya Pak….
SukaSuka
Kalau Ino aku yakin bakal jadi ibu tiri yang disayang 🙂
SukaSuka
Aamiin… 🙂
SukaSuka
^^
SukaSuka
aku terharu bacanya mb.. moga kasih sayangmu sama mereka bisa diterima dengan tulus oleh mereka juga.. 🙂
SukaSuka
Aamiin…
SukaSuka
Sini deh sumbangin ke panti ane aja…
SukaSuka
apakah ada anak yang besar…?
SukaSuka
Insya Allah nanti kami diskusikan bersama.
Jazakumullah sudah mampir…
SukaSuka
Siip bu… mumpung mendekati puasa juga…
SukaSuka