[Pasca Opname] DARI BATUK HINGGA DIET YANG MAHAL


Keluar dari Rumah Sakit, tentu saja membuatku sangat bahagia. Selain karena aku sudah terbebas dari selang-selang infus, jarum suntik, dan ‘kesendirian’, kakiku yang sakit karena kecelakaan tempo hari, sudah tak terlalu terasa sakitnya.

Tapi, sekeluarnya dari sana, aku ‘terserang’ batuk. Aku coba memberi dadaku dengan olesan vicks, minum larutan jahe hangat, minum teh hangat, dan bahkan pijat seluruh tubuh. Namun batuk tak kunjung mereda. Saat tidur, aku memang tak akan terbatuk. Tapi jika terbangun, batuk itu njeglik, kata orang Jawa. Tersiksa rasanya.

Para Pengantre Poli Jantung
Para Pengantri Poli Jantung

Sampai pada Jum’at (21 November 2014) malam, ketika kontrol pertama, aku tahu penyebab batukku selama ini. Dokter Umira bilang, batukku terjadi karena aku kebanyakan minum. Pantas saja, semakin banyak aku minum, semakin njeglik juga batuk itu menyertaiku. Terlebih kalau minumnya langsung banyak, misal 200 ml. Seketika itu pula aku akan terbatuk.

“Lalu, sebanyak apa saya boleh minum, Dok…?” Tanyaku ketika itu.

“Berat ibu, berapa…?”

“Tidak tahu, Dok… Belum timbang.”

“Silakan timbang dulu.”

“64 eh… 65, Dok,” jawabku ketika aku turun dari timbangan.

“Dengan berat segitu, ibu hanya boleh minum 1,5 liter sehari.”

Hah…? 1,5 liter. Bisa dehidrasi nanti… Pikirku saat itu. Selama ini, aku ‘unta’. Minumku banyak. Terlebih dengan aktivitas mengajar di depan kelas dan kelas yang tak berpendingin. Pastilah, siapa saja guru yang mengajar akan banyak mengeluarkan keringat.

“Dokter, tidak adakah obat untuk batuk saya…?”

“Ya, itu tadi… Kurangi minum. Dan ini saya kasih obat yang efeknya, ibu akan sering BAK.”

Aku pasrah saja dengan ‘apa kata dokter.’

Jum’at 21 November 2014 Saat Kontrol

Aku dan suami, baru berangkat dari rumah papa ke RS Siti Hajar pukul 18.00. Padahal loket sudah buka dari pukul 17.00 dan seperti dugaanku, nomor urutku untuk dipanggil adalah nomor 26. Huwaaaaaaaa… Bakal sampai jam 12 malam nih, begitu pikirku.

Oia, karena aku belum sempat makan malam saat berangkat, aku minta suami untuk membelikanku makanan berat untuk disantap malam ini. Tadi, aku melihat ada gerobak sate yang mangkal di depan RS. Aku memintanya membelikanku lontong sate. Makanan praktis untuk makan malam. Tak perlu sendok, tak pedas, dan rasanya pasti maknyus.

Aku tak terlalu peduli dengan orang-orang yang melihatku. Aku dengan santai menghabiskan 10 tusuk sate ayam dan lontongnya. Kubagi suamiku, sedikit. Agar tak tampak pelit pada sang pujaan hati. Hehe…

Pukul 19.50, Dokter perempuan dengan rambut terurai dan jas berlengan panjang berwarna putih, melenggang dari pintu masuk menuju ruang poli Jantung. Alhamdulillaah… akhirnya, Dokter Umira pun datang.

Iseng Motoin Kaos Kaki
Iseng Motoin Kaos Kaki

Satu per satu pasien dipanggil. Masing-masing pasien menghabiskan waktu kurang lebih 8 – 10 menit di dalam ruang dokter. Entah, apa saja yang dilakukan di dalam. Beberapa kali kantukku datang akibat kenyang dan lelah, tapi aku tahan. Hingga pukul 21.00, aku tak mampu lagi menahan kantuk. Kupejamkan saja mataku yang sudah berat ini sambil mencari posisi paling nyaman untuk tidur. Walhasil, aku tertidur pulas… Sangat pulas. Lumayan… 60 menit. Ternyata, tak hanya aku yang tertidur. Beberapa pasien lain dan keluarganya pun pulas diatas karpet karet di tempat mainan anak.

Tidur satu jam itu pun, belum membuat namaku dipanggil masuk ke dalam ruangan. Aku masih harus menunggu 1 jam lebih untuk akhirnya aku diperbolehkan masuk dan bertemu dengan dokter Umira.

Ooooh… Sebuah nama dari pengorbanan demi sebuah kata, SEMBUH.

Diet yang Mahal

Seperti yang kuceritakan diatas, beratku menjadi 64,5 kg, dan itu artinya turun 7 kg dari beratku sebelumnya. Dikurangi dengan baju-baju yang berlapis, bisa jadi beratku tinggal 63 kg. Sungguh… Sebuah momen kehilangan berat badan dalam waktu yang sangat singkat, 3 minggu, dan dengan biaya yang sangat mahal, mungkin sekitar 12 juta.

Semoga tak terjadi lagi… Semoga segera pulih setelah ini… Katup dan kerja otot jantung kembali normal, nafas tidak ngos-ngosan, dan bisa beraktivitas seperti sedia kala. Mohon do’anya para sahabat…

 

***
..:: LaiQ ::..
Sidoarjo, 25 November 2014
12:09

NB : Saat kontrol, aku disuruh suami pake kursi roda.

9 tanggapan untuk “[Pasca Opname] DARI BATUK HINGGA DIET YANG MAHAL

    1. Ooo… berarti untuk kondisi tertentu saja ya…
      Semoga lekas baikan ya mba. Mamah saya juga ada sakit jantung. Sekarang jadi ada 2 obat yang harus diminum seumur hidup setelah yang satunya obat tumor… 😦

      Suka

Monggo bagi yang ingin menambahkan komentar