Iseng saya lagi kumat tingkat dewa critanya. Hahay… Lebay… Jum’at, 18 Oktober 2013, 2 hari sebelum si “TabletSamsungPutihKerenSekali” raib dari tangan saya, saya solo traveling ke Jogja.
Pukul 19.00 saya naik bis ekonomi “Sumber Selamet” (Sorry, sebut merk) jurusan Surabaya – Jogja dari terminal Purabaya. Tapi, saya tidak langsung menuju Jogja, Prend… Tapi turun di Terminal Madiun untuk sekadar meluruskan kaki… dan yang lebih penting adalah… nyari toilet. Tau sendiri kan, bus ekonomi itu tanpa toilet. Sampai di Terminal Madiun sekitar pukul 23.45, Prend. Perut saya ternyata minta diisi. Jadilah, sebungkus nasi pecel Madiun dan segelas teh hangat menjadi pengganjal malam yang sepi itu.
Setelah 30 menit beristirahat di Terminal Madiun, saya bergegas mencari bis Sumber Selamet untuk menuju Jogja. Lagi-lagi, saya tak ingin langsung menuju Jogja melainkan berhenti sejenak di Solo. What for? Ya… Namanya juga solo traveler, ya sesuka hati saya ajha mau kemana. Ya kan? Tapi, sejujurnya tujuan saya mampir disana adalah karena ingin menikmati Terminal Solo yang baru direnovasi. sekitar 2 tahun yang lalu, saya pernah nyasar disana. Ini postingan saya. Dan ternyata, Prend… penampakan Terminal Solo sama seperti terminal yang pernah saya singgahi di Malaysia 4 tahun yang lalu. Terminal baru Ber-AC lho… Dan masih bersih. Sayangnya, saya tak berani mengeluarkan si “TabletSamsungPutihKerenSekali” untuk mengambil gambar.
Setelah beberapa menit berada disana, saya kembali naik bis. Kali ini, saya mencari bis jurusan Solo – Jogja. Agak susah ternyata. Ya… Memang… Jam 3 pagi, gitu lho… Banyak bis yang tak mau mengangkut penumpang dari Terminal Solo. Usut punya usut, ternyata bis-bis itu tidak mau ada penumpang yang berhenti di tengah jalan. Tujuan penumpang yang diangkut harus langsung menuju Jogja. Tak boleh yang lain. Begitu Prend…
Pukul 04.00, saya tiba di terminal Giwangan Jogja. Karena sudah beberapa kali ‘menikmati’ Terminal ini, maka saya putuskan untuk mandi dan melaksanakan sholat Shubuh disini.
Menurut informasi yang saya dapatkan, dari terminal Giwangan, ada bis yang langsung menuju Borobudur. Sebuah destinasi yang sengaja saya pilih untuk jalan-jalan kali ini. Demi membunuh waktu karena bis tersedia pukul 05.00, maka saya berjalan-jalan mengelilingi terminal. Haha… Persis orang kehilangan arah, tak tentu tujuan. Ya… Hitung-hitung menghilangkan kebosanan lah.
Akhirnya, bis yang ditunggu pun tiba. Terminal Giwangan – Borobudur. Bisnya bis kecil. Ukurannya sama seperti bis Trans Jogja gitu.
Menurut beberapa literatur yang saya baca, pemandangan di Borobudur ciamik soro saat pagi hari alias saat sunrise. Tapi saya tak mengejar itu, karena konon katanya harga tiket di pagi hari bisa mencapai ratusan ribu. Jelas tak cukup untuk kantong saya.
Sampai di Borobudur agak siang. Perjalanan ternyata memakan waktu yang tidak sebentar. Jalan yang sedikit macet, dan banyak penumpang turun naik, menyebabkan perjalanan terasa lama. Tapi hal itu tak menjadi masalah bagi saya. Karena saya tak dikejar waktu sama sekali.
By the way eniwei baswei, sebelum masuk terminal Borobudur, bis akan melewati Candi Mendut. Tapi, saya tak mampir kesana. Fokus saya hanya ke Borobudur tok. Itu saja.
Dari terminal Borobudur menuju candi Borobudur, ada beberapa alternatif kendaraan. Naik becak, andong, atau cukup berjalan kaki. Jika Anda punya tenaga lebih dan tak diburu waktu, berjalan kaki lebih seru. Saya siy, memilih naik becak. Meskipun tak diburu waktu, tapi saya tak punya cukup energi untuk berjalan kesana. Hehe…
Sampai di Borobudur, saya segera mencari loket masuk. Tukang becak memberhentikan saya tak jauh dari loket pembelian tiket masuk. Rupanya, hari itu banyak sekali wisatawan yang datang. Saya harus menahan himpitan orang yang berdesakan membeli tiket masuk Candi. Hmmm… Harga tiketnya Rp 30.000 untuk menaiki candi, menikmati alamnya, dan masuk ke museum-museum yang ada disana (belum termasuk harga tiket masuk Museum Rekor Indonesia, lho).
Di pintu masuk, isi tas diperiksa. Ransel saya, dibuka oleh petugas. Setelah dirasa “aman”, saya diperbolehkan masuk. Menurut beberapa blog yang saya baca, petugas pemeriksa akan mengambil air minum atau makanan yang berlebihan dari dalam tas. 2 botol @600 ml air mineral yang ada dalam ransel saya, dinyatakan TIDAK BERLEBIHAN bagi seorang solo traveler.
Memasuki komplek candi, pengunjung berusia diatas 17 tahun harus mengenakan kain di pinggang. Jika perempuan, ikatan kain di sebelah kiri, sedangkan untuk laki-laki, ikatan ada di sebelah kanan. Begitu aturannya. Saya tidak tahu kapan peraturan ini dibuat. Sebab, terakhir saya ke Borobudur tahun 1996 saat lulus SD waktu itu guru saya tidak diharuskan memakai kain di pinggulnya. Hehe.
Ini hasil jepretan saya yang sempat saya upload di akun instagram saya.
Well, saya begitu menikmati Candi Borobudur. Saya jelajahi setiap titik yang saya anggap indah, melihat relief yang ada disana, mencoba menerka apa yang terukir di batu-batu yang tersusun rapi itu, dan masuk ke dalam museum-museum yang ada disana (ada 3 museum). Mendaki Bukit Dagi pun saya lakukan. Daaaaaan… Saya baru keluar komplek candi pukul 15.00. Jangan tanya bagaimana gempornya kaki saya saat itu. Biar gempor asal senang. Hehe…
Ngomong-ngomong, sebelum beranjak dari komplek candi, saya menikmati semangkuk bakso seharga Rp 7.000. Baksonya enak, tapi kuahnya kurang nendang. Lumayan laaaah…
Nah, dari Terminal Borobudur, saya tak langsung kembali ke Terminal Giwangan seperti rute awal keberangkatan. Saya menuju terminal Jombor. Alasannya, saya ingin merasakan naik trans Jogja untuk menuju terminal Giwangan. Dengan naik trans Jogja, saya bisa menikmati tengah kota Jogjakarta dengan harga murah. Sengaja muter-muter, lho… Hehe…
Sampai Giwangan pukul 19.30. Dari sana, saya langsung naik bus Eka (Bus Patas Jogja – Surabaya) untuk menuju Surabaya.
Ahad, 20 Oktober 2013 pukul 04.00 saya tiba di rumah dengan selamat. Alhamdulillaah…
***
..:: LaiQ ::..
Sidoarjo, 29 Oktober 2013
18:03
Menjadi “penghuni terakhir”
wow…keren,, solo traveling …hehe…,,,pasti ada enak dan gk enaknya solo traveling..
SukaSuka
🙂 Bagi penyuka jalan-jalan sendiri atau rame-rame itu…. Sama serunya. 🙂
SukaSuka
waaaahhh aku juga pengen solo travelleeer. kaya nya enak banget bisa jalan2 sendirian.. Dulu sempat tidur di hotel apa langsung pulang ke sby mbak?? hehehe..
oh iya, boleh minta rincian biayanya apa engga?? hehhe..Terimakasihh. ^^
SukaSuka
Langsung balik. Rincian biayanya… LUPA. Hehhehehe… Sudah lama juga
SukaSuka
lhaaaaah…. solo travelling ndak bilang2…. 😦
jiaaan, mampir we ora T-T
SukaSuka
Sorry, mbak Bro… Daku kepepet waktu.. Kapan2, yo… Insya Allah akhir tahun tak kontak dirimu. Siapin makanan yang buanyak dan tempat istirahat yang nyaman. Hahaha
SukaSuka
Mba,aku baru rencana ke borobudur nanti desember bs tlg kasih ancer2 naik bis apa aja dr terminal solo ke borobudur n klo bs sama tarifnya hehehehe? Makasih ya..
SukaSuka
Ok… Cek email ya…
SukaSuka
kemari dulu lah,,
Saya mikir beberapa kali mau mosting yang sama,, jalan2 di Borobudur bulan juni kemaren,, tapi kayaknya mental saya belum cukup kuat untuk menampilkan foto narsis saya sendiri
hahaha
SukaSuka
Hahaha… Gak usah pajang foto dirimu yang narsis lah… Pajang foto pemandangan ajha
SukaSuka
biarlah itu menjadi memori indah yang tak akan saya bagikan ke khalayak ramai,,
ckckckck
SukaSuka
hihi… ya monggo saja kalau begitu…
SukaSuka
nah itu dia…borobudur….Borobuduuuuuuuuur Temple…kapan aku bisa mengunjungimu…
SukaSuka
Saya solo traveling kesananya. Hehe…
SukaSuka
solo asikkkk…tapi ngajak temen lebih asik hehe
SukaSuka
Hehe… Nanti deh, kalo dah tergabung di komunitas backpacker…
SukaSuka
sip lah….ayo backpacker ke lombok…lombok pasti tak akan mengecewakanmu…
SukaSuka
Insya Allah 2014, direncanakan kesana. 🙂
SukaSuka
sipppp ditunggu dah aminnnn
SukaSuka
Sendirian aja mba?
SukaSuka
Yup… of course… Solo traveler… v(^_^)
SukaSuka
Mantep banget mba.. mira kayaknya belum berani begitu.
Jagoannya ga diajak jalan2 juga mba? Biar suka travelling juga. hehe
SukaSuka
Belum, mbak Mira. Nanti kalau sudah umur 8 atau 9 tahun baru saya ajak traveling. Karena usia segitu kasian kalo kecapean.
SukaSuka
Wah, keren, solo travelling
Nyantai banget mbak perjalanannya
Ga dikejar2 harus ke tempat ini-tempat itu, beli ini-beli itu, ternyata menyenangkan kelihatannya 😀
yang aturan pake kain itu kayaknya baru 1 atau 2 tahunan ini deh mbak, soalnya aku habis nikahan (akhir 2010) sempet honeymoon ke sana dan nggak disuruh pake kain
SukaSuka
Menyenangkan… Pake BANGET. Alias MENYENANGKAN BANGET, Mbak An… Hehe…
Oooh… Begitu rupanya… Biar kaya di Bali kali ya?
SukaSuka
Wiih serunyaaa … saya mah ngga kebayang jalan seharian sendirian pula hehe
Syukurlah selamat sehat sampai di rumah 🙂
SukaSuka
Sehari dua malam, Teh Dewi..
Gak usah dibayangin… Dijalani ajha. Haha…
Alhamdulillaah…
SukaSuka
liburan di Jogja memang selalu menyenangkan, dan ane pun belum bisa menikmati seluruh objek wisata di Jogja karena terlalu banyaknya objek wisata di kawasan Yogyakarta. tapi have a nice trip in Yogyakarta, 🙂
salam kenal
SukaSuka
Jogja selalu istimewa. Hehe…
Salam kenal…
SukaSuka
betul banget tu mbak.
mampir ke blogku ya mbak, 😳
SukaSuka
Meluncur… 🙂
SukaSuka