[Diary Guru] Tahajud Call


Tahajjud Call
Tahajjud Call

Tahajud call sebenarnya bukan benar-benar sebuah program baru di sekolah saya. Panggilan telepon untuk melaksanakan sholat tahajud sudah sering dilaksanakan pada masa sebelumnya. Namun, baru semester ini, program ini saya terapkan di kelas 7-2.

Sebulan ini, kelas 7-2 saya bangunkan pukul 03.00 melalui dering telepon. Saya menelepon 4 orang, lalu kemudian, secara berantai ke 4 orang tersebut menelepon teman yang berada di link di bawahnya. Dan sebagai konsekuensi yang berada di rantai paling bawah, mereka saya wajibkan untuk mengirim pesan kepada saya, yang mengabarkan bahwa mereka sudah bangun. Siswa yang saya telpon tentu saja bergantian.

Dengan menelepon mereka bergantian, saya ingin memberitahukan kepada mereka bahwa mereka istimewa di mata saya. Dengan menelepon mereka bergantian, saya ingin mengetahui siapa saja yang sulit dibangunkan. Dengan menelepon mereka bergantian, saya ingin memastikan bahwa mereka melaksanakan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan menelepon mereka bergantian, saya mengetahui nomor telepon mereka satu per satu. Itu tujuan saya yang pertama.

Tahajud call dalam satu bulan ini telah berlangsung pada setiap hari Senin dan Kamis dini hari. Hal ini saya terapkan sekalian untuk mengingatkan mereka untuk berpuasa pada kedua hari tersebut. Sejauh ini, program ini berjalan cukup efektif. Anak-anak antusias untuk membangunkan temannya pun untuk berpuasa pada hari Senin dan Kamis.

Bagi sekolah non-boarding seperti SMPIT Insan Kamil, ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya melazimkan hal yang sunnah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Perlu dilakukan terus menerus, terukur, terevaluasi, dan yang tak kalah penting adalah menanamkan kesadaran ‘Why I must do it’. Agaknya, yang terakhir menjadi bagian yang terpenting dari program apapun yang diterapkan.

Nah… Rencananya, awal bulan depan, intensitas tahajjud call akan saya tingkatkan. Dua hari sekali mereka akan saya bangunkan melalui dering telepon dari saya. Memang nantinya tak akan tepat pada setiap Senin dan Kamis mereka akan bangun lebih pagi. Tapi tak mengapa… Minimal mereka akan berpuasa sunnah pada setiap pekannya, kalau tidak Senin dan Kamis.

Oia… Ada sedikit evaluasi dari kegiatan ini. Menurut catatan saya, ada 4 anak yang belum tergerak untuk sholat malam dan sahur. Mereka bangun, tapi kemudian tidur lagi. Yah… Lagi-lagi, ini adalah sebuah tantangan bagi saya pribadi sebagai Wali Kelasnya. Do’akan saya, ya pemirsah… 🙂

***
..:: LaiQ ::..
Sidoarjo, 07 Februari 2014
09:35

6 tanggapan untuk “[Diary Guru] Tahajud Call

Monggo bagi yang ingin menambahkan komentar