Misteri Kematian


Pagi ini (pukul 01.30) saya dikejutkan oleh sebuah berita duka. Seorang teman blogger di Multiply dengan ID nitafebri dipanggil oleh Sang Pemilik Jiwa. Di usianya yang baru 29, mbak Nita berpulang. Mbak Nita dikabarkan batuk darah lalu terjadi penyumbatan di paru-parunya.

Saya sendiri belum menjadi kontaknya. Tapi beberapa kali postingan saya di Multiply, sempat ditengoknya. Menurut beberapa sahabat di dunia maya, mbak Nita adalah seorang yang sangat ramah dan menyenangkan. Dia adalah seorang penderita tuna rungu dengan alat bantu dengar di telinganya. Postingan di blognya banyak berisi tentang dunianya, dunia tuna rungu yang dia mengatakannya bahwa tuna rungu adalah orang biasa yang kebetulan ditakdirkan menderita gangguan pendengaran.

Mbak Nita memiliki semangat yang sangat tinggi untuk menjalin persahabatan dengan siapa saja. Maka tak jarang event KOPDAR sering dihadirinya. Sehingga saat ulang tahun Multiply Indonesia beberapa bulan lalu, mbak Nita diberi gelar kehormatan sebagai RATU KOPDAR.

Beberapa sahabat dunia maya utamanya sahabat Multiply merasa sangat kehilangan dan tidak mempercayai berita ini. Sebab seperti tak mungkin karena ada beberapa diantara para sahabat yang baru saja kontak dengannya. Baik berbalas reply di postingan mereka beberapa jam sebelumnya maupun ber-SMS ria satu jam sebelum mbak Nita dipanggil. Hal ini tentu saja mengagetkan, membuat beberapa sahabat langsung menitikkan air mata (entah benar atau tidak, tapi saya yakin benar) saat me-reply Quick Note “pembuat berita”.

Kini, mbak Nita telah tiada. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Sesungguhnya setiap yang benyawa pasti mati. Dan kematian adalah misteri terbesar kehidupan. Tak seorang pun yang mengerti kapan malaikat pencabut nyawa menghampiri, memberi salam pada ruh kita, dan mencabut jiwa dari raga. Pun dalam keadaan apa kita meninggal. Beriman ataukah tidak. Dalam keadaan terbaik –ruh dengan keimanan sangat tinggi– ataukah sebaliknya. Di tempat yang baik ataukah sebaliknya. Saat sempat melafazkan kalimat Laa ilaha illallaah ataukah tidak.

Juga bagaimana kehidupan setelah kematian. Kita tak pernah tahu apa saja yang akan terjadi nanti. Sebab tak ada satu pun mayat yang bisa ditanya mengenai hal ini.

Semisteri itulah kematian dan kehidupan setelahnya maka sebuah nasehat yang acap kali terdengar adalah mengingat kematian merupakan sebaik-baiknya dzikir. Dengan mengingat betapa sakitnya (begitu kata Rasulullah, saya belum pernah merasakannya) saat ruh tercerabut dari raga membuat kita senantiasa memperbaiki kualitas keimanan. Maka tugas manusia setiap detiknya adalah beriman pada-Nya, selalu mengingat-Nya, berusaha menjadi Muslim yang taat, dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun keadaan kita. Ini adalah upaya sungguh-sungguh untuk menjemput kematian dalam keadaan khusnul khotimah.

Sayangnya, kita –terutama saya– sendiri sering lupa bahwa teman terdekat hidup adalah mati. Sering kita –terutama saya– lalai akan adanya hari akhir, hari pembalasan, terlebih kehidupan alam kubur. Sering kita terlena dengan kehidupan dunia yang sejenak saja hingga melupakan adanya hidup setelah mati.

Meninggalnya mbak Nita malam tadi, kembali mengingatkan kepada saya untuk mempersiapkan saat itu dengan sebaik-baiknya mulai dari sekarang. Semoga Allah menentukan akhir yang baik untuk saya dan keluarga saya. Aamiin.

Dan untuk mbak Nita, Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa ‘aafiha wa’fu ‘anhaa. Semoga mbak Nita diterima di sisi-Nya dengan sebaik-baik penerimaan. Dan semoga semua jejak yang pernah ditorehkannya di blog Multiply akan abadi adanya. Juga semoga banyak yang tercerahkan dengan tulisan-tulisan mbak Nita disana. Selamat jalan mbak Nita… Kami menyayangimu.

***
Gubug Jingga Di Dalam Hujan
Semarang, 16 November 2011
Ditulis (dalam otak) sejak semalam setelah mendengar kabar beritanya dan berakhir pukul 08:00
Sebuah pengingatan untuk pribadi saya

8 tanggapan untuk “Misteri Kematian

  1. innalillaahi wa inna ilaihi roji’un.. kemarin juga, adik kelompok yang saya dampingi saat ospeknya dulu berpulang..

    kematian.. suatu keniscayaan yang kan disematkan pada makhluk2 yang berjiwa..

    Suka

  2. Siapapun yg mengenalnya pasti akan kehilangan sosoknya, termasuk aku 🙂 padahal baru beberapa minggu lalu aku nanya tentang On|Off desember bsk ke Nita dan rencana kesana lagi kaya tahun lalu… tapi Tuhan punya kehendak lain, yg pasti Nita udah tenang disana…

    Mbak, postingannya izin kudirect link ya dari postinganku, makasih…

    Suka

Monggo bagi yang ingin menambahkan komentar